Today

Harga Emas Dekati US$4.000, Sudah Puncak atau Masih Bullish? Ini Prediksi UBS hingga Goldman Sachs

Andri Hakim

Supernews.co.id-Harga emas berjangka internasional menutup perdagangan pekan lalu pada Jumat di sekitar US$4.000 per ons troi. Pergerakan tersebut menunjukkan fase stabilisasi setelah emas sempat terkoreksi tajam dari rekor tertinggi sepanjang masa pada bulan sebelumnya. Banyak pelaku pasar kini bertanya-tanya, apakah reli emas yang begitu agresif sudah mendekati garis finis, atau justru akan terus menembus rekor baru?

Meski turun sekitar 9 persen dari level puncaknya yang melampaui US$4.350, emas tetap mencatatkan kinerja tahunan paling impresif sejak 1979. Logam kuning yang tidak memberikan bunga ini kembali menjadi primadona seiring meningkatnya minat investor dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Tiga Kekuatan Besar yang Mengangkat Harga Emas

Reli panjang emas tidak terjadi tanpa alasan. Ada tiga faktor utama yang menopang kenaikan harga dalam dua tahun terakhir. Pertama, aksi borong yang agresif dari bank-bank sentral di berbagai negara yang memperkuat cadangan emas mereka. Kedua, masuknya dana dalam volume besar ke ETF berbasis emas yang terus meningkat seiring tingginya permintaan aset aman. Ketiga, pasar ritel mencatat lonjakan pembelian koin dan batangan emas sebagai bentuk diversifikasi dan perlindungan nilai kekayaan.

Kombinasi ketiga faktor itu memperkokoh posisi emas sebagai aset safe haven yang sulit tergantikan.

Analis Terbelah: Sinyal Koreksi atau Tren Bullish Berlanjut?

Pandangan para analis mengenai arah pergerakan emas ke depan masih berseberangan. Macquarie Group menilai harga emas kemungkinan besar telah mencapai puncaknya. Hal ini sejalan dengan kebijakan beberapa bank sentral yang mulai memangkas suku bunga lebih cepat ketimbang The Federal Reserve (The Fed). Selama arah kebijakan The Fed belum jelas, minat terhadap emas diperkirakan akan tertahan.

Baca Juga:  Harga Emas Dunia Hari Ini Rebound, Dolar AS Loyo dan Kekhawatiran Ekonomi Meningkat

Namun, analis dari UBS dan Goldman Sachs melihat prospek yang jauh lebih cerah. Mereka menilai bahwa meskipun terjadi koreksi, ritme penurunan akan lebih lambat dibandingkan siklus harga sebelumnya. Dalam pandangan mereka, harga emas masih akan bertahan di atas level perdagangan akhir 2023 sepanjang masa jabatan Presiden AS saat ini.

Ketegangan Global Bisa Menjadi Pemantik Reli Berikutnya

Emas masih menyimpan potensi kenaikan yang besar. Kondisi geopolitik yang sewaktu-waktu dapat memanas, serta kekhawatiran mengenai peningkatan utang pemerintah AS, menjadi risiko yang jika kembali mencuat berpotensi mendorong harga emas naik lebih tinggi. World Gold Council melaporkan bahwa penguatan dolar AS merupakan faktor utama yang menekan emas dari rekor tertingginya.

Para pengamat sepakat bahwa volatilitas global dapat kembali menjadi katalis positif bagi emas.

Proyeksi Harga UBS dan Goldman Sachs Semakin Optimistis

Prediksi institusi finansial besar menunjukkan arah prospektif dalam jangka panjang. UBS mematok target harga emas di US$4.200 per ons dalam 12 bulan mendatang, dengan proyeksi paling bullish mencapai US$4.700 apabila tensi politik dan pasar finansial meningkat. Goldman Sachs bahkan lebih percaya diri dengan target ambisius di US$4.900 per ons troi pada akhir 2026.

Goldman Sachs menilai koreksi terbaru hanya dipicu faktor spekulatif di pasar opsi, bukan perubahan fundamental. Selama minat struktural investor terhadap emas untuk diversifikasi portofolio terus menguat, tren bullish masih memiliki ruang untuk berlanjut.

Kesimpulan

Kondisi pasar emas dunia saat ini berada pada fase penting yang akan menentukan arah tren selanjutnya. Meski sempat terkoreksi, harga emas yang masih bertahan di dekat US$4.000 menunjukkan kuatnya permintaan investor global. Keputusan bank sentral, perkembangan geopolitik, hingga kondisi ekonomi Amerika Serikat akan menjadi faktor penentu utama.

Baca Juga:  Harga Emas Perhiasan Turun 17 November 2025, Ini Daftar Lengkap di Rajaemas & Lakuemas

Apakah reli emas telah selesai? Atau justru pasar tengah bersiap menuju rekor baru? Semua mata kini tertuju pada pergerakan logam mulia paling bergengsi di dunia ini.

[addtoany]

Related Post