Today

Benarkah Jerami Bisa Jadi Bahan Bakar RON 98? Ini Penjelasan Bobibos

Andri Hakim

Supernews.co.id-Permintaan akan energi bersih dan terbarukan terus meningkat. Di tengah situasi ini muncul kabar yang cukup mengejutkan: jerami sawah akan dijadikan bahan baku untuk produksi bahan bakar nabati oleh BOBIBOS. Menurut pihak pengembang, satu hektare sawah jerami bisa menghasilkan hingga 3.000 liter bahan bakar. Klaim ini langsung menjadi bahan perbincangan karena potensi skala besar yang ditawarkan.

Bahan Baku Jerami dan Produksi Awal

Founder BOBIBOS, M. Ikhlas Thamrin, menyebutkan bahwa jerami adalah pilihan utama sebagai bahan baku karena sejumlah alasan.
Beberapa fakta utama:

  1. Jerami dapat dipanen setelah panen padi dan tersedia dalam jumlah besar di areal pertanian.
  2. Dari satu hektare lahan padi, jerami yang diperoleh kemudian diproses menjadi sekitar 3.000 liter bahan bakar.
  3. Proses produksi melibatkan lima tahapan biokimia khusus yang dikembangkan pengembang untuk mengekstraksi energi dari jerami.
  4. Produk yang dikembangkan terdiri dari dua varian: bensin nabati dan solar nabati.

Pemilihan jerami bukan semata soal ketersediaan bahan baku. Ikhlas menyatakan bahwa dari beberapa alternatif seperti singkong, tebu, hingga mikroalga, jerami menunjukkan hasil produksi dengan harga pokok produksi (HPP) yang paling rendah sehingga bisa dipasarkan dengan biaya terjangkau.

Klaim Ramah Lingkungan dan Nasionalisme Energi

BOBIBOS mengklaim bahwa produk ini hadir dengan angka oktan tinggi (RON 98) dan emisi sangat rendah. Penggunaan jerami sebagai bahan bakar dianggap sebagai bagian dari ekonomi sirkular mengolah limbah pertanian menjadi sumber energi. Di sisi lain, akronim BOBIBOS “Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos” mengandung pesan nasionalisme bahwa produk ini adalah hasil inovasi anak bangsa.

Baca Juga:  Bayi Lahir dari Embrio Beku 31 Tahun, Pecahkan Rekor Dunia dan Guncang Dunia Medis

Namun, di tengah sorotan positif, muncul juga sejumlah pertanyaan kritis. Apakah kendaraan lama bisa menggunakan bahan bakar ini tanpa modifikasi? Bagaimana dampak jangka panjang terhadap mesin dan sistem bahan bakar? Apakah produksi dalam skala besar berdampak pada rantai pasok pangan? Semua pertanyaan ini masih dalam proses pengujian.

Uji Regulasi dan Tantangan Sertifikasi

Meski antusiasme tinggi, pemerintah mengingatkan bahwa proses pengujian dan regulasi bahan bakar baru tidak bisa instan. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut bahwa uji kelayakan BBM baru membutuhkan waktu minimal delapan bulan.
Dengan demikian, meskipun BOBIBOS telah mengajukan uji laboratorium, hasilnya masih berupa laporan awal dan belum bersertifikasi resmi. Status ini penting karena izin edar akan bergantung pada hasil uji performa mesin, emisi, korosi, dan kompatibilitas kendaraan.

Tantangan teknis lainnya meliputi:

  • Kompatibilitas bahan bakar nabati dengan mesin kendaraan konvensional.
  • Stabilitas bahan bakar dalam penyimpanan dan distribusi.
  • Pengaruh terhadap komponen kendaraan seperti karet, plastik, dan logam.

Potensi Dampak Ekonomi dan Pertanian

Jika klaim 3.000 liter per hektare terbukti dalam produksi skala besar, dampak ekonominya bisa signifikan bagi petani dan sektor energi. Jerami yang selama ini sering dibakar atau dibiarkan menjadi limbah, bisa memiliki nilai tambah baru sebagai sumber energi.

Manfaat yang potensial:

  • Nilai tambah bagi petani melalui pemanfaatan limbah jerami.
  • Penurunan impor energi karena penggunaan bahan bakar lokal.
  • Peningkatan inovasi teknologi energi terbarukan di Indonesia.

Namun, perlu dipastikan bahwa pemanfaatan jerami tidak mengganggu sisa pasokan untuk pupuk organik atau mengubah fungsi lahan sawah secara radikal.

Kesimpulan

Munculnya BOBIBOS sebagai bahan bakar nabati berbahan dasar jerami menyiratkan langkah maju dalam inovasi energi nasional. Dengan potensi 3.000 liter per hektare, ide ini menawarkan sinergi antara sektor pertanian dan energi terbarukan. Tetapi, sebelum produk ini bisa diaplikasikan secara massal, masih banyak tahapan uji, regulasi, dan produksi yang harus dilewati.

Baca Juga:  Viral Unggahan yang Klaim Fadli Zon Sebut PKI Berasal dari Yaman, Berikut ini Faktanya

Bagi publik dan industri, momen ini layak diikuti karena bisa menjadi titik balik menuju energi mandiri. Namun, juga perlu sikap kritis agar klaim-klaim yang dilontarkan dapat terbukti secara teknis dan regulasi. Kita tunggu perkembangan berikutnya yang mengarah ke produksi massal dan distribusi luas BOBIBOS.

[addtoany]

Related Post