Supernews.co.id-Apple dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menunda peluncuran iPhone Air 2, perangkat ultra-tipis yang sebelumnya dijadwalkan meluncur pada 2026. Keputusan ini muncul di tengah kabar bahwa perusahaan asal Cupertino tersebut kini ingin memusatkan sumber dayanya untuk mengembangkan iPhone Fold, ponsel lipat pertama dalam sejarah iPhone.
Langkah ini menjadi sinyal bahwa Apple sedang melakukan evaluasi besar-besaran terhadap portofolio produknya. Setelah peluncuran iPhone Air generasi pertama pada September 2025 yang disambut dengan penjualan di bawah ekspektasi, perusahaan tampaknya mulai mempertimbangkan ulang posisi seri Air dalam strategi jangka panjangnya.
Penjualan Lesu Jadi Alasan Utama
Respon pasar terhadap iPhone 17 Air yang menjadi generasi pertama lini ultra-tipis Apple ternyata jauh dari harapan. Berdasarkan laporan internal, angka penjualannya tergolong lemah dibandingkan lini utama seperti iPhone 17 dan iPhone 17 Pro.
Kinerja yang tidak sesuai ekspektasi ini memaksa Apple untuk meninjau ulang keberlanjutan proyek iPhone Air 2. Dalam rantai pasokan, pemasok utama seperti Foxconn bahkan telah membongkar sebagian besar lini produksinya untuk model ini. Sementara itu, Luxshare, salah satu mitra produksi Apple lainnya, dilaporkan menghentikan seluruh kegiatan produksi sejak akhir Oktober 2025.
Kondisi tersebut menjadi pertanda bahwa Apple tengah melakukan pergeseran fokus sumber daya, dengan memprioritaskan proyek yang dianggap memiliki potensi pasar lebih besar, terutama di sektor perangkat lipat.
Bocoran Spesifikasi yang Tak Jadi Nyata (Untuk Sementara)
Padahal, berbagai bocoran terkait iPhone Air 2 telah beredar luas di kalangan penggemar teknologi. Berdasarkan informasi yang sempat muncul, perangkat ini dirancang sebagai ponsel paling tipis dari Apple, dengan dua kamera belakang, bodi ringan, dan baterai berkapasitas lebih besar.
Apple juga dikabarkan ingin membawa teknologi pendinginan ruang uap yang pertama kali digunakan pada iPhone 17 Pro ke dalam iPhone Air 2. Teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan performa tanpa membuat bodi perangkat menjadi panas berlebih — sesuatu yang cukup menantang untuk produk dengan desain sangat tipis.
Namun, dengan keputusan penundaan ini, penggemar tampaknya harus bersabar lebih lama sebelum melihat realisasi semua inovasi tersebut. iPhone Air 2 kini berada di bawah prioritas utama Apple, kalah dari proyek besar berikutnya: iPhone Fold.
iPhone Fold Jadi Prioritas Baru Apple
Penundaan iPhone Air 2 sejatinya merupakan bagian dari perubahan strategi produk besar-besaran di tubuh Apple. Perusahaan tengah mengarahkan sebagian besar tim pengembang dan sumber dayanya untuk mempercepat proses desain dan produksi iPhone Fold, yang dijadwalkan menjadi bagian dari seri iPhone 18 pada musim gugur 2026.
Perangkat ini diproyeksikan menjadi pesaing langsung Samsung Galaxy Z Fold dan Google Pixel Fold di segmen premium. Apple tampaknya melihat potensi besar dalam pasar ponsel lipat, terutama setelah beberapa tahun terakhir perangkat jenis ini berhasil menembus pasar arus utama dan mulai diterima oleh konsumen global.
Bahkan, sejumlah laporan menyebutkan bahwa peluncuran iPhone 18 dan iPhone 18e kemungkinan juga akan diundur hingga awal 2027. Pergeseran jadwal ini memberikan Apple waktu lebih banyak untuk memastikan bahwa iPhone Fold hadir dengan kualitas dan pengalaman pengguna yang benar-benar berbeda dari kompetitornya.
Pergeseran Tren dan Tantangan di Segmen Ultra-Tipis
Keputusan Apple untuk memperlambat pengembangan iPhone Air 2 bukan tanpa alasan. Pasar smartphone ultra-tipis, yang awalnya dianggap menjanjikan, kini menunjukkan tanda-tanda kejenuhan. Konsumen cenderung lebih memilih ponsel dengan daya tahan baterai lebih lama, kamera lebih baik, dan fitur inovatif, daripada sekadar desain tipis.
Fenomena ini terlihat dari performa beberapa merek lain seperti Samsung Galaxy S25 Edge, yang juga mengalami nasib serupa di segmen perangkat ultra-ramping. Tren ini menjadi sinyal bahwa daya tarik smartphone ekstrem tipis belum cukup kuat untuk menggantikan kebutuhan fungsional sehari-hari pengguna modern.
Apple tampaknya belajar dari hal tersebut dan memilih langkah realistis: mengalihkan fokus ke inovasi yang lebih visioner dan berpotensi besar secara komersial, yaitu ponsel lipat.
Dampak dan Implikasi untuk Industri Smartphone
Keputusan strategis Apple untuk menunda iPhone Air 2 sekaligus menegaskan arah baru industri smartphone global. Fokus terhadap perangkat lipat menandai perubahan paradigma besar dalam desain dan inovasi ponsel masa depan.
Jika Apple berhasil menghadirkan iPhone Fold dengan pengalaman pengguna khas Apple mulai dari layar fleksibel berkualitas tinggi, sistem engsel tahan lama, hingga integrasi penuh dengan iOS versi baru maka ini bisa menjadi titik balik yang mengubah dinamika kompetisi di pasar premium.
Langkah Apple juga berpotensi mempercepat perkembangan teknologi lipat di seluruh industri, mendorong produsen lain untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan durabilitas perangkat mereka.
Sementara itu, lini produk ultra-tipis seperti iPhone Air mungkin tidak akan benar-benar hilang, namun posisinya kemungkinan akan diredefinisi ulang sebagai varian sekunder atau model pelengkap dari seri utama di masa mendatang.
Penundaan iPhone Air 2 menandai langkah besar Apple dalam menyusun ulang prioritas produk di tengah perubahan tren global. Perusahaan tampaknya siap mengorbankan lini tipisnya demi memperkuat posisi di segmen baru yang lebih potensial: perangkat lipat.
Keputusan ini mencerminkan strategi khas Apple bergerak perlahan, tetapi dengan arah yang pasti. Dengan iPhone Fold yang dijadwalkan hadir pada 2026, perusahaan tampak siap membuka babak baru dalam inovasi smartphone premium.
Meskipun penggemar harus bersabar menunggu kehadiran iPhone Air generasi berikutnya, langkah ini menunjukkan satu hal: Apple tidak sekadar mengejar tren, tetapi berusaha membentuk arah masa depan industri smartphone itu sendiri.










