Today

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Rabu 20 November 2025

Andri Hakim

Supernews.co.id-Pada Kamis, 20 November 2025, pasar valuta asing kembali diwarnai ketegangan. Rupiah membuka hari dengan sinyal fluktuatif dan bergerak dalam rentang yang diproyeksikan berada antara Rp16.700 hingga Rp16.750 per dolar AS. Para pelaku pasar sejak awal sudah membaca gelagat bahwa volatilitas hari ini tidak akan mudah ditebak.

Di sisi lain, data penutupan perdagangan sebelumnya memberi sedikit napas lega. Rupiah sempat menguat 0,26 persen dan bergerak mendekati posisi Rp16.708 per dolar AS. Namun penguatan itu ibarat jeda singkat di tengah dinamika pasar yang masih penuh tekanan.

Indeks Dolar Menguat Tipis, Asia Bergerak Tidak Seragam

Menjelang siang, indeks dolar AS terpantau berada di level 99,6, naik tipis sekitar 0,05 persen. Kenaikan kecil ini cukup untuk menggerakkan serangkaian mata uang Asia ke arah berlawanan. Kawasan regional menunjukkan pergerakan yang tidak selaras, mencerminkan tingginya ketidakpastian global.

Beberapa mata uang Asia yang melemah meliputi dolar Hong Kong, dolar Singapura, dolar Taiwan dan baht Thailand. Won Korea Selatan menjadi yang paling tertekan, turun 0,37 persen. Namun tidak semua mata uang bergerak negatif. Peso Filipina berhasil menguat, sementara ringgit Malaysia mencatat penguatan paling signifikan di kawasan.

Stagnannya pergerakan yuan China dan yen Jepang sekaligus menunjukkan bahwa investor masih menunggu arah kebijakan lebih jelas dari Amerika Serikat, terutama terkait kebijakan suku bunga dan inflasi.

Pasar Menunggu Laporan Ketenagakerjaan AS

Salah satu faktor yang membuat pasar berhati-hati adalah rilis laporan penggajian non-pertanian AS yang tertunda sejak penutupan pemerintah sebelumnya. Data ini dijadwalkan keluar pada Kamis malam waktu Indonesia dan dipandang sebagai pendorong besar volatilitas jangka pendek.

Pelaku pasar meyakini bahwa angka tenaga kerja yang lebih rendah dari perkiraan bisa membuka peluang penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Namun peluang itu belum solid. Para pejabat Federal Reserve dalam pernyataannya beberapa hari terakhir mengisyaratkan sikap penuh kehati-hatian, tidak ingin memberi sinyal penurunan suku bunga terlalu cepat.

Kondisi ini membuat pasar bergerak jungkat-jungkit, tidak cukup yakin untuk bersikap agresif, tetapi juga tak berani bersikap pasif.

Spekulasi Pemilihan Ketua Baru The Fed Ikut Mengguncang Pasar

Situasi pasar valuta asing semakin rumit setelah pernyataan Presiden Amerika Serikat yang mengungkapkan bahwa ia telah memilih kandidat favoritnya sebagai ketua Federal Reserve berikutnya. Meskipun masa jabatan ketua saat ini masih berlangsung hingga Mei 2026, hanya kabar seleksi saja sudah cukup mencetak kekhawatiran.

Para investor khawatir kandidat baru dapat membawa kebijakan yang lebih politis, sehingga memengaruhi independensi bank sentral. Kecemasan semacam ini biasanya terbaca dalam penguatan dolar dan penghindaran aset berisiko.

Keputusan Bank Indonesia Menahan Suku Bunga

Dari dalam negeri, keputusan Bank Indonesia menjadi salah satu penopang stabilitas di tengah tekanan global. BI mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,75 persen. Dua suku bunga pendukung lain, yakni Deposit Facility dan Lending Facility, juga tetap berada pada posisi sebelumnya.

Langkah mempertahankan suku bunga ini dipandang konsisten dengan proyeksi inflasi yang terjaga dalam kisaran target. Selain itu, BI masih menitikberatkan pada upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, terutama saat kondisi global berada dalam situasi tidak pasti.

Keputusan mempertahankan suku bunga menunjukkan bahwa BI tidak terburu-buru mengikuti tren global, tetapi memprioritaskan penilaian pada kondisi domestik yang dianggap cukup stabil.

Rupiah dalam Tekanan, Namun Tidak Kehilangan Arah

Meski bergerak melemah dalam rentang yang diprediksi, rupiah sejatinya tidak berada dalam posisi genting. Pelemahan yang terjadi lebih banyak disebabkan sentimen global, bukan faktor fundamental ekonomi domestik.

Inflasi Indonesia masih terkendali, pertumbuhan ekonomi tetap berada pada zona positif, dan aliran modal asing di pasar obligasi meski tertekan masih dalam batas aman.

Para analis menilai, selama rupiah tidak menembus batas psikologis Rp17.000 per dolar AS, volatilitas hari ini masih termasuk normal dan bisa kembali stabil bila data tenaga kerja AS sesuai harapan pasar.

Kesimpulan: Hari Penuh Ketidakpastian, Pasar Tunggu Kepastian dari AS

Pergerakan rupiah pada Kamis, 20 November 2025 memberikan gambaran bahwa arah pasar global saat ini berada di persimpangan. Investor tidak hanya menunggu data ketenagakerjaan AS, tetapi juga mencermati dinamika suku bunga dan isu pergantian Ketua Federal Reserve.

Di tengah tekanan tersebut, kebijakan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga menunjukkan bahwa stabilitas domestik masih menjadi prioritas utama. Rupiah mungkin berfluktuasi, namun sejauh ini masih menghadapi tekanan secara terkendali.

[addtoany]

Related Post